Presiden Joko Widodo resmi melantik Ignasius Jonan menjadi Menteri ESDM dan Arcandra Tahar menjadi Wakil Menteri ESDM. Diketahui, Jonan sebelumnya diberhentikan Jokowi dari jabatannya sebagai menteri perhubungan pada reshuffle kabinet jilid II.
Pengamat energi dari IESR, Fabby Tumiwa mengakui sosok Jonan tidak berpengalaman di sektor energi. Jonan merupakan menteri perhubungan sejak 27 Oktober 2014 hingga di reshuffle oleh Jokowi digantikan oleh Budi Karya Sumadi pada tangga 27 Juli 2016.
Jonan juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) tahun 2009 hingga 2014.
Meski demikian, Fabby mengatakan Jokowi tidak sembarangan mengangkat Jonan jadi menteri ESDM. Jokowi menginginkan Jonan melakukan reformasi di tubuh ESDM seperti yang sudah dia lakukan di PT KAI dan Kementerian Perhubungan.
"Saya kira yang dilakukan presiden sekarang cuma mengakomodasi beberapa kepentingan. Pertama itu reformasi ESDM berarti presiden perlu orang yang memang punya kemampuan bagus, tidak punya konflik kepentingan. saya kira satu hal yang diinginkan presiden," kata Fabby seperti diwartakan oleh laman Merdeka di Jakarta, Jumat (14/10).
Fabby menilai, Jonan memiliki integritas dan kredibilitas yang bersih, jujur, dan berani melakukan perubahan. Salah satu contohnya, Jonan berani menghukum maskapai Lion Air beberapa waktu lalu karena kasus bagasi.
"Memang tidak punya pengalaman di sektor energi. Tapi kita lihat dari sisi integritas dan kredibilitas bersih, jujur, berani lakukan perubahan. Di perhubungan Pak Jonan berani melawan Lion Air. Saya lihat dia orang yang berani dan integritas. Selain itu, Jonan tidak ada kepentingan, dan mungkin dia diharapkan oleh presiden bisa menyelesaikan persoalan di ESDM."
(rr/HY)