86% Perusahaan Ritel di Asia Pasifik Tingkatkan Investasi Teknologi Intelligent Automation pada 2022

Saintek » M. Ramdani | 01/08/2020 08:06:00 WIB

Zebra Technologies Corporation (NASDAQ: ZBRA), mengumumkan hasil studi 12th Annual APAC Shopper Study, yang menganalisis perusahaan-perusahaan ritel dalam hal teknologi untuk memecahkan masalah kronis dalam berbelanja.

Hasil studi ini menunjukkan, perusahaan ritel berencana memanfaatkan berbagai teknologi seperti intelligent automation, cloud computing, dan mobility untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ketika banyak perusahaan mulai beroperasi kembali dan bangkit dari pandemi COVID-19, daya tahan atau ketangguhan perusahaan ritel dan supply chain-nya akan lebih diuji lagi.

Salah satu perubahan yang monumental adalah munculnya konsep yang disebut “Economy at Home”, yang mencoba mengikuti perubahan cara konsumen berbelanja. 

Frekuensi dan volume belanja makanan telah meningkat di Asia Pasifik, di mana konsumen sekarang ternyata lebih suka melakukan self-checkout ketimbang dibantu kasir, dengan alasan untuk menjaga jarak yang aman bagi kesehatan mereka.

Untuk menjawab peningkatan ekspektasi konsumen, perusahaan ritel perlu memikirkan cara menjaga kesehatan konsumen baik ketika berada di toko maupun saat menerima barang melalui jasa pengiriman. Click-and-collect, atau melakukan pembelian secara online lalu mengambil barang di toko (buy online, pick-up in store atau BOPIS), akan menjadi cara atau metode belanja yang lebih disukai, terbukti 55% konsumen meminta agar lebih banyak perusahaan ritel yang menyediakan opsi pemesanan secara mobile.

Fakta ini mendorong perusahaan ritel untuk mengubah strategi fulfillment mereka, apalagi studi itu juga mendapati bahwa 36% responden setuju toko mereka harus dilengkapi dengan fasilitas pemenuhan pesanan melalui web. Tren semacam ini diperkirakan akan berlanjut. Adapun perusahaan ritel akan menerapkan solusi-solusi tambahan yang meminimalkan kontak di dalam toko dan pada saat yang sama meningkatkan kenyamanan pelanggan.

“COVID-19 telah secara signifikan mengubah sektor ritel, sehingga memaksa perusahaan-perusahaan ritel yang sifatnya essential retail maupun non-essential untuk mengukur kemampuan strategi omnichannel fulfillment mereka dan segera menyesuaikan model operasional mereka hanya dalam hitungan hari—beberapa malah mengimplementasikan perubahan hanya dalam hitungan jam," kata Fang-How, Lim - Regional Director Asia Tenggara, Zebra Technologies Asia Pasifik.

“Kami menyaksikan bagaimana perusahaan ritel mengubah toko yang tidak bisa dibuka untuk publik atau ‘dark store’ menjadi fasilitas distribusi sementara,” tambahnya.

Oleh sebab itu, perusahaan ritel harus memprioritaskan perluasan layanan click-and-collect dan berinvestasi di teknologi-teknologi yang dapat meningkatkan kapasitas dan kecepatan berbelanja. Ini akan mengurangi jumlah orang yang berbelanja di toko dan membantu upaya social distancing. Pada saat yang sama visibilitas inventori di setiap sudut toko bisa tetap terpantau. 

Melengkapi karyawan dengan perangkat mobile akan menyederhanakan tugas seperti inventory management, tapi sekitar 64% karyawan perusahaan ritel ternyata belum dilengkapi dengan teknologi yang dapat memberikan manfaat maksimal seperti itu.

Merespons hal tersebut, perusahaan ritel kini sudah mulai meninggalkan perangkat yang ketinggalan zaman dan beralih ke perangkat kelas enterprise yang dilengkapi dengan interface yang intuitif dan user-friendly, serta operating system sekelas smartphone.  

Pandemi ini telah membuktikan bahwa cara pemesanan click-and-collect semakin banyak diterapkan, sehingga ada kebutuhan bagi karyawan perusahaan ritel untuk melayani contactless transaction melalui perangkat mobile computer dan tablet dengan pengambilan barang di suatu lokasi tertentu.

Solusi Mobile Point-of-Sale (mPOS) seperti  ET51 enterprise tablet, TC52 touch computer, TC21 touch computer dan ZQ310 mobile printer dapat meningkatkan contactless fulfilment dengan cara memberikan notifikasi kepada karyawan perusahaan ritel akan adanya pemesanan baru secara online, lalu mereka mengepak barang yang dipesan, memberikan label produk dan mencetak nota belanja sebelum pembeli sampai. 

Penggunaan solusi mPOS diprediksi akan mencapai 98% pada 2026, naik dari 76% saat ini. Trend yang sama diyakini juga akan terjadi pada produk mobile computer yang dilengkapi dengan scanner, yakni dari posisi 75% saat ini dan diprediksi menjadi 96% pada 2026.

Pengembalian barang juga masih banyak dikeluhkan oleh para pembeli dan menciptakan tantangan tersendiri bagi perusahaan ritel. Sebanyak 51% eksekutif di industri ritel melaporkan bahwa mereka sudah mulai meng-upgrade atau berencana meng-upgrade teknologi manajemen pengembalian barang mereka dalam lima tahun ke depan.

Sementara itu, 83% perusahaan ritel saat ini sudah atau berencana mengimplementasikan sistem verifikasi inventory otomatis dalam waktu satu tahun ke depan, untuk meningkatkan akurasi real-time inventory mereka.

HIGHLIGHT DI ASIA PASIFIK

o  88% perusahaan ritel setuju bahwa mempertahankan visibilitas inventori mereka secara real-time adalah sebuah tantangan yang signifikan. Sebanyak 85% mengatakan bahwa perusahaan mereka membutuhkan inventory management yang lebih baik dari yang dimiliki saat ini untuk meningkatkan akurasi inventori real-time.

o  Perusahaan-perusahaan ritel juga mengatakan bahwa bantuan robot (83%), smart check-out dan platform IoT yang real-time (89%) benar-benar penting bagi operasional bisnis mereka selama lima tahun ke depan. 

o  81% perusahaan ritel juga berencana untuk menyediakan opsi pemesanan melalui perangkat mobile pada 2021.

o  70% perusahaan ritel telah mengintegrasikan social media ke dalam ekosistem mereka supaya pembeli dapat segera memberikan feedback.

LATAR BELAKANG DAN METODOLOGI SURVEI

12th Annual Shopper Study dari Zebra mensurvei lebih dari 6.300 responden global, termasuk lebih dari 1.200 responden dari kawasan APAC (terdiri dari eksekutif di perusahaan ritel, karyawan toko, dan konsumen/pembeli) untuk mengukur sikap, pendapat dan harapan mereka mengenai bisnis ritel di toko maupun ritel online.

Hasilnya, yang dirangkum dalam dua bagian, adalah bacaan penting bagi para pemimpin industri yang membutuhkan insight yang dapat ditindaklanjuti untuk melayani pembeli yang sangat faham teknologi. Bagian pertama survei ini yang berfokus pada konsumen dan bukan pada perusahaan ritel tersedia di sini.

(rr)

Artikel Terkait :

Share : Twitter | Facebook

Kirim Komentar