Tangisan Pertama, Eka Hospital Luncurkan Pusat Perawatan Bayi Prematur

Kesehatan » Mashudi | 02/05/2021 12:36:00 WIB

Eka Hospital secara resmi meluncurkan Pusat Perawatan Bayi Prematur yan diberi nama “Tangisan Pertama” pada hari Jumat (3/4/2021) di hotel berbintang di kawasan Jakarta Barat, dan sekaligus dilakukan Talk Show serta buka puasa bersama.

Turut hadir dalam acara grand launching tersebut drg. Rina Setiawati - Chief Operating Officer Eka Hospital, dr. James Carlos - Commercial Director Eka Hospital, dr. Hanny Merliana, MARS - Hospital Director Eka Hospital BSD, dr. Eric Gultom, SpA (K) - Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Perinatology, dan Cyntia Lamusu – Penyanyi dan Ibu yang melahirkan bayi prematur.

“Peluncuran Pusat Perawatan Bayi Prematur ini ditujukan memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan yang komprehensif,” ujar drg. Rina Setiawati, dalam kata sambutan pada acara Grand Launching “Pusat Perawatan Bayi Prematur”.

Menurut drg. Rina, Tangisan Pertama adalah layanan yang didukung oleh Dokter Spesialis Obsgyn Konsultan Fetomaternal dan Spesialis Anak Konsultan Neonatalogi untuk menjaga janin di dalam kandungan ibu dan tetap terjaga sampai proses melahirkan seorang bayi agar bisa memiliki tangisan pertama.

Pusat Perawatan Bayi Prematur tersedia di seluruh Eka Hospital yakni di Bekasi, BSD, Cibubur, dan Pekanbaru serta dilengkapi dengan fasilitas NICU (Neonatal Intencive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intencive Care Unit).

Pusat Perawatan Bayi Prematur didukung oleh berbagai disiplin ilmu kedokteran mulai dari Dokter Spesialis Kebidanan an Kandungan, Konsultan Fetomaternal, Dokter Spesialis Anak, Spesialis Mata, Spesialis THT, Spesialis Jantung Anak, serta Spesialis Bedah Anak.

“Unit ini diperuntukkan bagi bayi dengan penyakit/kelainan. Perawatan NICU di supervise oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatalogi serta dilengkapi alat bantu nafas teknologi tinggi (HFO),” jelas drg. Rina.

Dalam acara talk show, dr. Eric mengungkapkan, NICU adalah ruang perawatan intensif untuk bayi baru lahir hingga maksimum kurang lebih 28 hari yang membutuhkan perawatan khusus, karena penyakit atau kondisi yang dideritanya, salah satu contohnya adalah bayi lahir prematur.

Dikatakan dr. Eric bahwa memang bayi prematur memerlukan perawatan kamar bayi yang lebih lama atau intens, obat-obatan, bahkan terkadang operasi.

Dalam video conference, DR. dr. Wiku Andonotopo, SpOG(K)FM, Ph.D, FMFM yang merupakan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Subspesialis Konsultan Fetomaternal yang berpraktek di Eka Hospital BSD menjelaskan bahwa bayi prematur adalah kelahiran bayi yang terjadi sebelum minggu ke 37 kehamilan. Seperti diketahui kehamilan biasanya sekitar 40 minggu.

Dijelaskan dr. Wiku, beberapa factor risiko kelahiran prematur termasuk pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya dan hamil anak kembar. Komplikasi yang terkait dengan kelahiran prematur meliputi paru-paru yang belum matang, kesulitan mengatur suhu tubuh, kesulitan makan, dan peningkatan berat badan yang lambat.

Ditambahkannya, tidak semua ibu hamil perlu berkonsultasi pada konsultan fetomaternal, namun seorang ibu harus berkonsultasi pada seorang konsultan fetomaternal apabila dijumpai suatu kendala dalam kehamilan.

Diagnosa fetomaternal yang dilakukan dengan baik dan teliti mampu mendeteksi kelainan genetik, gangguan pembentukan organ, mendeteksi kemungkinan terjadinya keguguran serta bayi lahir dalam keadaan meninggal, kelahiran prematur, juga skrining untuk kelainan kromosom.

“Pemeriksaan saat kehamilan juga penting untuk menghindari adanya komplikasi. Seandainya diketahui ada kemungkinan komplikasi, maka dokter sudah mengetahui apa yang harus dilakukan,” tambahnya.

Pada kondisi janin abnormal, sebaiknya pemeriksaan dan skrining dilakukan oleh dokter spesialis fetomaternal yang kompeten. Pemeriksaan USG sebaiknya disertai pula dengan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan mulai kehamilan trimester pertama, terutama bagi calon ibu yang memiliki risiko (berusia >35 tahun ketika hamil, memiliki riwayat kesehatan tertentu, dll), dimana spesifikasi pemeriksaan laboratorium tersebut akan disesuaikan dengan risiko yang dihadapi oleh masing-masing calon ibu.

Tidak kalah penting, Eka Hospital juga menyediakan sejumlah skrining untuk pemeriksaan awal pada bayi baru lahir, meliputi beberapa jenis, yaitu skrining awal pendengaran bayi, kelainan jantung bawaan, serta gangguan penglihatan oleh spesialis mata anak.

“Kami berharap Tangisan Pertama dapa tmenjadi kepercayaan calon ibu untuk memeriksakan kesehatan kandungan bahkan hingga anak tersebut dilahirkan. Pusat Perwatan Bayi Prematur ini juga kami hadirkan sebagai komitmen kami untuk memberikan layanan kesehatan terbaik, tidak hanya bagi orang dewasa, bahkan untuk bayi dan anak-anak,” tutup Erwin Suyanto selaku Head Marketing Corporate & Public Relations Eka Hospital.

(rr/Syam)

Artikel Terkait :

Share : Twitter | Facebook

Kirim Komentar