Jaga Etika dan Hindari Berita Negatif dengan Pemahaman Literasi Digital

Saintek » Mashudi | 08/09/2021 22:05:00 WIB

Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” dilaksanakan secara virtual pada 8 September 2021 di Kolaka, Sulawesi Tenggara, dengan mengusung tema “Jarimu Harimaumu”.

Program ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo.

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi.

Terdapat empat narasumber yang akan mengisi sesi webinar pada malam ini, di antaranya Slamet Wiryawan dari Akademi Jurnalis Indonesia, Gadis Maharani selaku pemengaruh (Influencer), Jumadi Mappanganro selaku jurnalis, dan Qammaddin selaku Dekan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka.

Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Knesya. Pada kegiatan kali ini diikuti oleh 684 peserta dari berbagai kalangan umur dan profesi.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden.

Pemateri pertama, Slamet Wiryawan menjelaskan tentang beragam fitur aplikasi chat dan instant messenger. Ia juga memberikan bagan mengenai arsitektur aplikasi, pola data aplikasi, pola ancaman dan isu keamanan, serta memberikan tips agar tetap aman.

Selanjutnya, Gadis Maharani menuturkan, terkait aplikasi, jika terdapat hal-hal yang tidak diinginkan, kita sebagai pengguna dapat melaporkan konten tersebut pada fitur yang terdapat pada aplikasi tersebut.

“Apabila kita menemukan konten negatif di media sosial, seperti berita bohong, maupun penipuan, kita dapat mengadukannya kepada Kominfo,” terangnya.

Adapun Jumadi Mappanganro menyampaikan bahwa syarat dan ketentuan dalam menyuarakan pendapat di dunia digital berlaku untuk lisan, tulisan, maupun gambar. Selain itu, kita juga perlu memperhatikan hal-hal seperti kepentingan umum, keutuhan negara, dan hukum yang berlaku agar terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan.

“Ketahui informasi yang ingin kita bagikan dan bandingkan dengan fakta-fakta yang ada sebelum menyuarakan pendapat,” pesannya.

Pemateri terakhir, Qammaddin menuturkan bahwa terdapat dua hal di dunia maya, yaitu jejak digital dan perilaku digital. Ia juga memberikan panduan dalam mengenalkan internet pada anak, di antaranya dengan mengenali kebutuhan anak dan mengunduh aplikasi pendukung.

Berikutnya, moderator membuka sesi tanya jawab yang kemudian disambut hangat dengan beragam pertanyaan menarik dari para peserta. Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan edukatif. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.

Salah satu peserta bertanya mengenai apakah aplikasi-aplikasi yang telah disebutkan sebelumnya itu buruk untuk digunakan, mengingat banyaknya hal-hal buruk yang dapat terjadi apabila menggunakan aplikasi tersebut.

Menurut Slamet, semua aplikasi itu baik, tetapi apabila tidak digunakan sebagai mestinya, maka dapat berdampak buruk. Oleh karena itu, kita sebagai pengguna harus menggunakannya secara bijak dan benar.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

(rr/Syam)

Artikel Terkait :

Share : Twitter | Facebook

Kirim Komentar