Bagaimana Industri 4.0 Mendefinisikan Kembali Sektor Manufaktur di Indonesia

Saintek » Mashudi | 06/05/2024 22:30:00 WIB

Eric Ananda, Country Lead Indonesia, Zebra Technologies menyatakan, evolusi teknologi adalah perjalanan yang menarik di sepanjang waktu. Sejak awal, evolusi ini penuh dengan tonggak sejarah yang mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi.

Dan, di jantung revolusi abad ke-21, Industry 4.0 telah menjadi katalisator utama dalam modernisasi di berbagai sektor, terutama manufaktur, yang mendefinisikan ulang produksi dan operasional perusahaan di era digital.

Pilar Manufaktur

Industry 4.0, yang diartikulasikan dengan otomatisasi, big data dan konektivitas, telah memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor manufaktur, dan melontarkannya ke era modernisasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pertama, otomatisasi, yang didorong oleh kemajuan robotika dan kecerdasan buatan menurut McKinsey & Company, telah memungkinkan pengerjaan tugas-tugas yang kompleks menjadi lebih efisien, sehingga perusahaan di sektor ini bisa beradaptasi secara tepat waktu dengan perubahan tuntutan pasar yang cepat dan presisi.

Penerapan Big Data sangat penting untuk membuat keputusan yang lebih tepat. Dengan kemampuannya untuk mengumpulkan, menganalisa, dan memanfaatkan data dalam jumlah besar, penerapannya telah mengoptimalkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan memberikan keunggulan kompetitif. Di saat yang sama, konektivitas, yang direfleksikan dengan sensor dan scanner cerdas, telah memungkinkan kita menciptakan lingkungan produksi yang lebih cerdas dan terhubung, sehingga meningkatkan kolaborasi internal dan rantai pasokan.

Peluang ini sejalan dengan peluncuran peta jalan terintegrasi, Making Indonesia 4.0, oleh pemerintah Indonesia, sebagai upaya menerapkan sejumlah strategi untuk mempercepat masuknya era Industry 4.0. Pemerintah telah mengidentifikasi rencana Indonesia untuk memperkuat posisinya di Industry 4.0 yaitu menyiapkan lima sektor manufaktur yang menjadi penggerak utama dalam memperkuat struktur fundamental industri nasional, yaitu: Makanan dan Minuman, Otomotif, Elektronika, Kimia, dan Tekstil.

Implementasi Industry 4.0 diyakini akan membawa peluang besar untuk merevitalisasi sektor manufaktur dan mendukung visi Indonesia untuk menjadi salah satu dari 10 negara dengan ekonomi teratas di dunia pada tahun 2030. Untuk meraih hasil yang optimal, industri di Indonesia harus memenuhi sejumlah prasyarat seperti: ketersediaan sumber listrik yang melimpah, murah, dan berkesinambungan, ketersediaan infrastruktur jaringan Internet yang menyediakan bandwidth cukup besar dan jangkauan luas, ketersediaan pusat data dengan kapasitas penyimpanan yang memadai, aman dan terjangkau, kebijakan ketenagakerjaan yang efektif, dan tersedianya infrastruktur logistik.

Zebra Technologies, Memandu Revolusi

Zebra Technologies, penyedia solusi digital terdepan yang memungkinkan perusahaan menghubungkan data, aset, dan sumber daya manusia secara cerdas, telah mendorong transformasi digital dan pengadopsian Industry 4.0. Dengan pendekatan inovatifnya, perusahaan ini telah membuka jalan menuju masa depan teknologi yang lebih maju dengan ruang kerja yang efisien dan fleksibel.

“Kami berkomitmen untuk menciptakan ekosistem manufaktur di Indonesia yang sepenuhnya memanfaatkan teknologi mutakhir dan Industry 4.0. Oleh sebab itu, setiap hari kami berusaha untuk mengonsolidasikan portofolio solusi dan layanan yang bisa memberdayakan perusahaan dan kolaborator sehingga mereka dapat meraih kesejahteraan dalam lingkungan bisnis yang semakin terdigitalisasi,” kata Eric Ananda, Country Lead Indonesia, Zebra Technologies.

Perusahaan telah mengembangkan berbagai teknologi tracking dan traceability, mulai dari identifikasi dan evaluasi aset secara real-time hingga optimasi manajemen teknologi mobile, meningkatkan standar kualitas perusahaan, sehingga memungkinkan mereka meraih keunggulan yang berkelanjutan di pasar.

Inovasi Berkelanjutan, Masa Depan Sektor Manufaktur

Pengadopsian teknologi baru, kolaborasi yang strategis, dan pelatihan staf yang berkelanjutan merupakan elemen utama untuk memaksimalkan manfaat Industry 4.0. Oleh karena itu, penting bagi dunia usaha untuk mengembangkan budaya inovatif dengan inovasi sebagai pilar kuatnya. Menyediakan teknologi yang canggih bagi karyawan menjadi strategi tepat yang selain meningkatkan efisiensi operasional, juga memberikan kepuasan kerja yang lebih besar.

Bahkan, Global Shopper Study Zebra edisi ke-16 menyoroti bahwa karyawan melihat potensi besar pada tools seperti visibilitas inventaris real-time (85%) dan RFID (82%) untuk meningkatkan kinerja mereka. Solusi-solusi ini juga meningkatkan efisiensi dengan memungkinkan pengendalian menyeluruh terhadap rantai pasokan, mulai dari penerimaan bahan mentah hingga pengiriman produk jadi ke distributor dan pedagang.

Selain itu, otomatisasi adalah kunci untuk meningkatkan kualitas di sektor ini. Teknologi seperti pemindai RFID dan machine vision mentransformasi industri dengan kemampuannya melakukan pengendalian mutu secara ketat, memperluas kemampuan pemindaian, dan menghadirkan presisi yang unik dalam operasional, sehingga memungkinkan para pemimpin operasional memenuhi peraturan dan mempertahankan standar tinggi.

Sama halnya dengan traceability yang berdasarkan pasokan dan sensor suhu dalam cold chain (rantai pasok yang menjaga suhu tetap rendah) secara signifikan meningkatkan pengendalian mutu dan melindungi integritas produk hingga mencapai konsumen.

“Pengadopsian teknologi mutakhir, ditambah implementasi konsep Industry 4.0 di sektor yang kompetitif seperti manufaktur, sangat penting untuk meningkatkan kualitas, agilitas, dan pengambilan keputusan. Hal ini memungkinkan terciptanya industri yang cerdas dan berkemampuan, yang merespons permintaan pasar dengan tepat waktu,” pungkas Ananda.

(rr/Syam)

 

Artikel Terkait :

Share : Twitter | Facebook

Kirim Komentar