Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkap dua kesalahan pokok yang menurutnya dilakukan beberapa pemerintahan sebelum era Jokowi-JK dimulai pada 2014. JK menyampaikan kedua kesalahan itu jadi penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia terpuruk jika dibanding negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
"Kita punya dua kesalahan pokok dalam ekonomi selama 20 tahun terakhir," ujar JK saat menyampaikan kuliah umum kepada para peserta pendidikan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Istana Wakil Presiden, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (28/8).
Menurut JK, kesalahan pertama dilakukan pemerintahan yang menghadapi krisis keuangan Asia pada 1997. Saat itu, pemerintah melaksanakan kebijakan pemberian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) untuk menyelamatkan bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Selain menghamburkan anggaran negara, pelaksanaan kebijakan itu justru diselewengkan menjadi korupsi.
"Kita berikan BLBI yang berlebihan sehingga negara berutang mengeluarkan dana hampir Rp600 triliun selama hampir dua tahun. Rp600 triliun," ujar JK.
Sementara, menurut JK, kesalahan kedua adalah kebijakan pemberian subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) secara berlebih yang dilaksanakan selama dua periode pemerintahan. Pelaksanaannya menghabiskan anggaran ratusan triliun Rupiah dalam satu tahun saja.
Padahal, anggaran sebesar itu dinilai lebih tepat jika digunakan untuk membangun infrastruktur yang lebih terjamin dapat menggenjot perekonomian.
"Sekiranya setengah saja (dari anggaran total subsidi BBM selama dua periode pemerintahan) kita pakai untuk infrastruktur, sekiranya infrastruktur kita tidak akan kalah dari negara tetangga. Tetapi itu sudah terjadi," ujar JK.
(rr/HY/Viva)