Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Jawa Barat, Mulyadi berkelit setelah bikin gaduh keharmonisan koalisi dengan PKS. Mulyadi berdalih, pernyataannya yang mengancam akan mencabut dukungan ke Ahmad Syaikhu di Pilgub Jawa Barat hanya sebagai bentuk peringatan kepada PKS.
"Kita masih bersama-sama. Saya cuma peringati PKS. (Koalisi) Ini jadi enggak? Pasangan ini ide PKS kan. Tapi, justru saya sekarang lihat tidak serius," ujar Mulyadi, Rabu (13/9).
Selain mempertanyakan keseriusan kader PKS Ahmad Syaikhu, Mulyadi juga melihat keseriusan bakal calon gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang siap menjadi kader Gerindra, belum juga terlihat.
"Dari hal yang sifatnya pasangan, Pak Demiz ini enggak proaktif datang ke DPD dan DPP," ujarnya.
Bahkan, ia menilai, pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu belum terlihat upaya menyolidkan internal.
"Kalau pasangan ini tidak yakin, ngeri. Sejak satu bulan saya rilis terus. PKS komunikasi satu kata juga, enggak ada sampai sekarang," katanya.
Sebelumnya, Mulyadi menyatakan, terkait sikap pencabutan dukungan kader PKS Ahmad Syaiku sebagai bakal calon wakil gubernur di Pilgub 2018, sudah bulat. Menurutnya, sikap tersebut berdasarkan situasi perkembangan terbaru dinamika politik di Jawa Barat dan petunjuk dari tingkat pusat.
"Karena Pak Prabowo selalu meminta laporan atas perkembangan Di Jabar dan beliau selalu mendengarkan apapun masukan dan informasi dari saya selaku ketua DPD," ujar Mulyadi dalam pesan singkatnya, Selasa (12/9).
Ia menyindir keputusan mengusung Ahmad Syaikhu dipasangkan dengan Deddy Mizwar sulit memenangkan konstestasi di Pilgub Jabar. "Untuk mengusung pasangan Demiz Saikhu, sejauh ini menjadi sulit direalisasikan karena pertimbangan atas kesiapan kandidat dan PKS," katanya.
(rr/HY/Viv)